Thursday, September 19, 2013

Hari Terakhir di Singapore

Hari ketiga kami di Singapore, jam 6 pagi waktu Singapore kami sudah bersiap untuk jalan ke merlion park untuk foto2 dan beli oleh2..kami naik kereta dari bras basah ke Dhoby Ghaut dan berganti MRT ke raffles city. Dari rafless city kami berjalan kaki ke arah jalan besar untuk selanjutnya menuju merlion park. Sampai merlion park masih sepi karena masih sangat pagi. 
Sambil terengah2 menggendong aisyah, akhirnya sampai juga di merlion park. Saat kami lihat toko cenderamata ternyata masih tutup. Yah..semoga setelah selesai foto2 toko tersebut sudah buka. Setelah selesai, benar saja pas sekali took tersebut buka. Dengan semangat 45 kami memilih cendera mata gantungan kunci dkk. Kemudian kami kembali ke raffles city MRT untuk bersiap menuju US. Dari raffles city kami kemudian menuju ke MRT station harbor front lalu ke vivo city lantai III seperti malam sebelumnya. Saat sampai sana kami berniat membeli tiket, dan ternyata bisa menggunakan EZlink. Lalu kami pergunakan EZlink kami yang tinggal US$7 untuk ke sentosa island. Wow ternyata kami harus menyeberang pulau dengan menggunakan sentosa express. Pemandangannya sangat bagus dari kereta (?). Hanya dalam waktu beberapa menit kami sudah sampai di stasiun lalu kami turun dan melihat petunjuk arah ke US. Sampai US kami lihat wooowww….lambang bola dunia bisa kita lihat langkap dengan asapnya. Hahahaha…mumpung masih pagi sekali (jam 8.30) kami segera take a picture supaya foto2 kami tidak terganggu dengan orang-orang lain. Ternyata US baru buka jam 10..wah bakal mepet nih karena pesawat kami jam 14.00. Kami cuma berharap MRT kami tidak mengalami hambatan. Singapore memang terkenal dengan ke on time-annya. Kami hanya mengelilingi US selama sejam dan beli oleh2 karena waktu yang mepet, sementara kami blm pnh naik kereta ke change. Hehehehe…semua yang di US kami kelilingi dan kami foto, supaya g rugi. Gile bisa rugi Bandar kalo g ke US karena udah beli tiket onlen, mahal broo..Selesai dari US kami melanjutkan ke stasiun untuk kembali ke hotel. Kami benar2 berhitung dettik per detik dan saya benar2 menghitung berapa waktu yang kami butuhkan. Sampai di bras basah waktu sudah hampir jam 12.00 Untung kami sudah packing, jadi kami bisa langsung ambil tas dan koper lalu kembali ke stasiun bras basah. Pfiuh..sampai bras basah kami bertanya apakah saldo kami cukup untuk ke changi tanpa top up. Ternyata cukup kata petugasnya..saldo kami tinggal S$5. Setelah berganti2 MRT kamipun sampai di tanah merah untuk ganti MRT ke changi. Sampai di changi kami ada di terminal 2, sementara Air asia ada di terminal 3. Untuk ke terminal 3 kami harus berganti menggunakan skytrain, gratis. Sampai terminal 3 kami segera mencari konter air asia.

Setelah tanya katanya kami harus ke konter 11 untuk lapor. Kebingungan kami mencari konter 11 karena ternyata nomer konter itu tulisannya kecil sekali dan ada di sisi air asia yang ke KL dimana kami tadi disuruh pindah ke seberangnya karena kami bertujuan ke Jakarta. Beuh..mak cik..makcik..menyesatkan saja kalian. Hampir kami ketinggalan boarding gara2 hal ini. Tak lama kamipun masuk ke ruang tunggu yang ternyata jauh dari tempat pemeriksaan awal tiket. Dari tempat pemeriksaan tiket kami kea rah kanan. Setelah diperiksa kami menuju ruang tunggu dan boarding..pfiuh bener2 mepet nih, tapi Alhamdulillah semuanya lancer. Setelah 1,5 jam di udara kami mendarat di terminal 3. Sampai sana orang2 berebut masuk ke immigration check. Berhubung kami tidak punya pengalaman dengan imigrasi masuk Indonesia kami tenang2 saja. Ternyataaaa….masya allah…antrinya mengular panjang sekaleeeee…beuh..negeri yang indah bener. Saya antre selama sejam di imigrasi negeri sendiri. Heran..gimana cara kementerian hokum dan ham ini membuat konter yang bisa membuat antrean setengah modar. Di Singapore, di Malaysia, dengan jumlah orang lebih banyak tidak kami dapati antrean sepanjang ini. Di sana paling 1 orang di depan kami. Hadeuh…saya ngomel sejadi2nya…gimana orang2 mo ke Indonesia kalo kek gini. Orang2 malaysia n Singapore sudah ngomel2 saja sepanjang antrean. Mungkin ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah, kasihan orang2 tua, anak2, ibu2 hamil yang harus antre sekian lama. Di Malaysia dan Singapore dibedakan orang berpaspor Indonesia dan non Indonesia, sehingga antreannya cepat. Mungkin orang2 kumham perlu studi banding ke Singapore dan Malaysia tentang cara menyiasati antrean imigrasi. Studi banding g perlu ke eropa kan kalo Cuma masalah antrean imigrasi?

No comments: