Hari Terakhir di Singapore
Hari
ketiga kami di Singapore, jam 6 pagi waktu Singapore kami sudah bersiap untuk
jalan ke merlion park untuk foto2 dan beli oleh2..kami naik kereta dari bras
basah ke Dhoby
Ghaut dan berganti MRT ke
raffles city. Dari rafless city kami berjalan kaki ke arah jalan besar untuk
selanjutnya menuju merlion park. Sampai merlion park masih sepi karena masih
sangat pagi.
Sambil terengah2 menggendong aisyah, akhirnya sampai juga di
merlion park. Saat kami lihat toko cenderamata ternyata masih tutup.
Yah..semoga setelah selesai foto2 toko tersebut sudah buka. Setelah selesai,
benar saja pas sekali took tersebut buka. Dengan semangat 45 kami memilih
cendera mata gantungan kunci dkk. Kemudian kami kembali ke raffles city MRT
untuk bersiap menuju US. Dari raffles city kami kemudian menuju ke MRT station
harbor front lalu ke vivo city lantai III seperti malam sebelumnya. Saat sampai
sana kami berniat membeli tiket, dan ternyata bisa menggunakan EZlink. Lalu
kami pergunakan EZlink kami yang tinggal US$7 untuk ke sentosa island. Wow
ternyata kami harus menyeberang pulau dengan menggunakan sentosa express.
Pemandangannya sangat bagus dari kereta (?). Hanya dalam waktu beberapa menit
kami sudah sampai di stasiun lalu kami turun dan melihat petunjuk arah ke US.
Sampai US kami lihat wooowww….lambang bola dunia bisa kita lihat langkap dengan
asapnya. Hahahaha…mumpung masih pagi sekali (jam 8.30) kami segera take a picture supaya foto2 kami tidak
terganggu dengan orang-orang lain. Ternyata US baru buka jam 10..wah bakal
mepet nih karena pesawat kami jam 14.00. Kami cuma berharap MRT kami tidak
mengalami hambatan. Singapore memang terkenal dengan ke on time-annya. Kami
hanya mengelilingi US selama sejam dan beli oleh2 karena waktu yang mepet,
sementara kami blm pnh naik kereta ke change. Hehehehe…semua yang di US kami
kelilingi dan kami foto, supaya g rugi. Gile bisa rugi Bandar kalo g ke US
karena udah beli tiket onlen, mahal broo..Selesai dari US kami melanjutkan ke
stasiun untuk kembali ke hotel. Kami benar2 berhitung dettik per detik dan saya
benar2 menghitung berapa waktu yang kami butuhkan. Sampai di bras basah waktu
sudah hampir jam 12.00 Untung kami sudah packing, jadi kami bisa langsung ambil
tas dan koper lalu kembali ke stasiun bras basah. Pfiuh..sampai bras basah kami
bertanya apakah saldo kami cukup untuk ke changi tanpa top up. Ternyata cukup
kata petugasnya..saldo kami tinggal S$5. Setelah berganti2 MRT kamipun sampai
di tanah merah untuk ganti MRT ke changi. Sampai di changi kami ada di terminal
2, sementara Air asia ada di terminal 3. Untuk ke terminal 3 kami harus
berganti menggunakan skytrain, gratis. Sampai terminal 3 kami segera mencari
konter air asia.
Setelah tanya katanya kami harus ke konter 11 untuk lapor.
Kebingungan kami mencari konter 11 karena ternyata nomer konter itu tulisannya
kecil sekali dan ada di sisi air asia yang ke KL dimana kami tadi disuruh
pindah ke seberangnya karena kami bertujuan ke Jakarta. Beuh..mak
cik..makcik..menyesatkan saja kalian. Hampir kami ketinggalan boarding gara2
hal ini. Tak lama kamipun masuk ke ruang tunggu yang ternyata jauh dari tempat
pemeriksaan awal tiket. Dari tempat pemeriksaan tiket kami kea rah kanan.
Setelah diperiksa kami menuju ruang tunggu dan boarding..pfiuh bener2 mepet
nih, tapi Alhamdulillah semuanya lancer. Setelah 1,5 jam di udara kami mendarat
di terminal 3. Sampai sana orang2 berebut masuk ke immigration check. Berhubung
kami tidak punya pengalaman dengan imigrasi masuk Indonesia kami tenang2 saja.
Ternyataaaa….masya allah…antrinya mengular panjang sekaleeeee…beuh..negeri yang
indah bener. Saya antre selama sejam di imigrasi negeri sendiri. Heran..gimana
cara kementerian hokum dan ham ini membuat konter yang bisa membuat antrean
setengah modar. Di Singapore, di Malaysia, dengan jumlah orang lebih banyak
tidak kami dapati antrean sepanjang ini. Di sana paling 1 orang di depan kami.
Hadeuh…saya ngomel sejadi2nya…gimana orang2 mo ke Indonesia kalo kek gini.
Orang2 malaysia n Singapore sudah ngomel2 saja sepanjang antrean. Mungkin ini
perlu mendapat perhatian dari pemerintah, kasihan orang2 tua, anak2, ibu2 hamil
yang harus antre sekian lama. Di Malaysia dan Singapore dibedakan orang
berpaspor Indonesia dan non Indonesia, sehingga antreannya cepat. Mungkin
orang2 kumham perlu studi banding ke Singapore dan Malaysia tentang cara menyiasati
antrean imigrasi. Studi banding g perlu ke eropa kan kalo Cuma masalah antrean
imigrasi?
No comments:
Post a Comment